Berita Terkini

KPPS lebih Familiar dibanding KPU

Padang.kota-padangpanjang.kpu.go.id. Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang menyelenggarakan Seminar Hasil Project Based Learning (PB) Sosiologi Politik dengan tema “Literasi Pemilih Generasi Milenial Jelang Pemilu 2024” pada Rabu tanggal 29 Juni 2022 di Ruang Sidang Senat UNP Lantai 3 Rektorat Bagonjong.

Pada seminar ini hadir sebagai penanggap Yuzalmon, S.Ag, SH, M.Si, Anggota KPU Provinsi Sumatera barat, Vifner SH, MH, Dr. Eka Vidya Putra, S.Sos., M.Si , Reno Fernandes S.Pd, M.Pd. Turut menghadiri juga Dosen Sosiologi Politik UNP dan Anggota KPU Kabupaten Kota Se Sumatera BArat dari divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, dan Anggota Bawaslu Kabupaten Kota se Sumatera Barat serta Mahasiswa Sosiologi UNP

Penelitian ini dipresentasikan oleh Rintia, mhasiswi jurusan sosiologi unp. Dan dimoderatori oleh atika. Sebelumnya penelitian ini telah dilakukan dengan mensurvey 858 responden yang tersebar di 28 nagari/kelurahan di 10 kabupaten dan kota di Sumbar. Responden terdiri dari generasi “Y” dan “Z”.

Questioner yang diberikan kepada responden mencakup pengetahuan dasar kepemiluan yang terdiri dari: Pemilu, Hak atau kewajiban, Apa itu Pemilu, Tujuan Pemilu, Periode Pelaksanaan pemilu, Pengenalan Lembaga Pemilu, informasi Pemilu 2024, dan Tanggapan rakyat terhadap Pemilu. 

Charles menyayangkan ternyata dari hasil penelitian ini diketahui pemahaman masyarakat terhadap politik masih sangat rendah, baru sebatas definisi dan activity. Responden bahkan tidak mengenal lembaga penyelenggara dengan baik. Yang cukup menggelitik juga ternyata masyarakat lebih mengenal KPPS dibandingkan KPU. 

Dalam tanggapannya Vifner merasa sangan miris melihat kondisi literasi politik yang sangat minim, padahal tingkat responden memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi 

Yuzalmon menyampaikan bahwa generasi muda yang melek politik baru sampai isu-isu yang berkembang, belum masuk ke hal yang bersifat substantif. Harus ada pengkonsolidasian demokrasi, sosialisasi harus lebih berkembang. Selain itu partai politik juga belum maksimal dalam pendidikan politik baru sebatas pengenalan identitas calon. 

Begitu juga tanggapan Reno Fernandes, literasi politik pemilih pemula rendah, hanya mengingat apa itu pemilu, sedangkan untuk level politik baru mengikuti dan menerima. 

Satu hal yang cukup menarik, ternyata responden mengetahui informasi Pemilu lebih banyak dari media sosial, terutama Tiktok. (W.D.A)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 458 kali